Entri Populer

Rabu, 26 Januari 2011

skripsi

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA TK (4-6 TAHUN) MELALUI BERNYANYI PADA ANAK TK MEKAR SARI 2 KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............ ..................................................... i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ....................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan .Penulisan ........................................................................
D. Manfaat Penulisan.......................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perkembangan ................................................................
B. Konsep Bahasa ............................................................................
C. Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak Kanak ……...
D. Konsep Bernyanyi ………………………………………………
BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………
B. Prosedur Penelitian …………………………………………..
C. Metode Penulisan …………………………………………
D. Sistematika Penulisan …………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN
A. Cara Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak
Melalui Bernyanyi ………………………………………
B. Manfaat Bernyanyi Bagi Perkembangan Anak …………
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa Anak ……………………………………………
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................







BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah aspek perkembangan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain juga sekaligus sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Dimasa kanak-kanak adalah usia yang paling tepat untuk mengembangkan bahasa. Karena pada masa ini sering disebut masa “golden age” dimana anak sangat peka mendapatkan rangsangan-rangsangan baik yang berkaitan dengan aspek fisik motorik, intelektual, sosial, emosi maupun bahasa.
Perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengeruhi oleh belajar dan pengalaman. Pada kenyataannya anak pra sekolah rata-rata belum banyak menguasai kosa kata yang dijelaskan oleh para ahli. Hal ini terlihat dari komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari di sekolah, kadang juga ada anak yang tidak mau berbicara jika ada pertanyaan dari guru atau dalam kegiatan lain, hal ni tentunya akan menghambat perkembangan bahasanya.
Disinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam mengembangkan bahasa anak terutama di sekolah. Mengingat hal tersebut penulis mencoba mengembangkan bahasa anak melalui bernyanyi. diharapkan dengan bernyanyi akan menambah kosa kata anak yang dapat digunakan dalam mengembangkan bahasa mereka untuk berkomunikasi sehari-hari. Bagi mereka yang luas kosa katanya akan memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih kosa kata yang tepat sebagai wakil untuk menyampaikan gagasan. Mengingat kemampuan berbahasa, merupakan salah satu unsur yang perlu dikembangkan di TK, penulis mencoba membahas tentang pentingnya bercerita bagi perkembangan bahasa anak, apakah manfaat bernyanyi dan lain sebagainya.
Aktivitas bernyanyi pada berbagai jenjang pendidikan terutama pendidikan pra sekolah atau taman-taman pendidikan telah memegang peranan yang sangat penting. Bernyanyi dapat mengembangkan bakat seni dan apresiasi anak terhadap musik. Pada kenyataannya di lapangan aktivitas bernyanyi dapat merupakan suatu metoda pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan, bahkan dengan bernyanyi anak akan lebih mudah ingat terhadap suatu materi. Tentunya lagu-lagu yang dinyanyikan oleh anak adalah lagu-lagu yang sesuai dengan perkembangan anak serta tetap berada dalam koridor nilai-nilai bahasa. Satu hal yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah bahwa aktivitas bernyanyi yang dilakukan oleh anak bukan bermaksud menjadikan anak tersebut sebagai penyanyi tetapi agar anak dapat belajar dengan penuh kegembiraan dan menyenangkan sehingga dapat membantu proses perkembangannya terutama yang berkenaan dengan apresiasi dan bakat serta pengembangan kepercayaan diri anak.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK USIA TK (4-6 TAHUN) MELALUI BERNYANYI PADA ANAK TK MEKAR SARI 2 KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG”

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa permasalahan yang akan penulis ungkap:
1. Bagaimana cara mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui bernyanyi,
2. Apakah manfaat bernyanyi bagi perkembangan anak

C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui bernyanyi
2. Mengetahui manfaat bernyanyi bagi perkembangan anak.


D. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
a. Menambah pemahaman penulis tentang penyusunan Tugas Akhir
b. Menambah pemahaman guru tentang kegiatan bernyanyi di sekolah
c. Membantu guru dan orang tua dalam kegiatan bernyanyi di sekolah
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru semakin menarik dalam memberikan kegiatan bernyanyi di sekolah
b. Bagi orang tua, meningkatkan wawasan dan ketrampilan dalam memberikan kegiatan bernyanyi.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP PERKEMBANGAN
1. Pengertian
Menurut Monks dkk, (1991), menyatakan bahwa perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Sedangkan menurut perkembangan menunjukkan sebuah proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali, Selanjutnya Werner menegaskan bahwa “Perkembangan menunjukan pada perubahan- perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap”. Perkembangan dapat dikatakan sebagai perubahan yang teratur dan
bersifat kuantitatif.
2. Tahap-tahap perkembangan
Menurut J. Piaget (1998), menyatakan bahawa ada 4 tahapan perkembangan kognitif:
a. Tahap Sensorimotor
Anak sejak lahir sampai usia sekitar 1 dan 2 tahun. Memahami obyek di sekitarnya melalui sensori dan aktivitas motor dan gerakannya.

b. Tahap praoperasional
Proses berfikir anak berpusat pada penguasaan simbol-simbol (misalnya kata-kata) yang mampu mengungkapkan pengalaman masa lalu.
c. Tahap operasional kongkrit
Pada tahapan ini anak mulai mampu mengatasi masalah yang berkaitan dengan konservasi dalam masalah yang bersifat konkrit.
d. Tahap formal operasional
Pada tahapan ini anak sudah mampu mengatasi masalah yang bersifat abstrak.

B. KONSEP BAHASA
1. Pengertian
Menurut Sumiati, (1987), menyatakan bahwa bahasa adalah mencakup segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Sedangkan bahasa adalah ucapan pikiran, dan perasaan seseorang yang teratur dan digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat. Dengan kata lain bahasa adalah ucapan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain yang digunakan sebagai sarana komunikasi.
2. Manfaat bahasa
Menurut Kaunang (2007), menyatakan bahwa bicara tentang bernyanyi tentunya tidak akan lepas dari bahasa. Karena bahasa adalah sarana atau alat dalam bernyanyi. Perkembangan bahasa tergantung pada kematangan sel, dukungan lingkungan dan keterdidikan lingkungan. Berikut ini adalah manfaat bahasa:
a. Sebagai alat untuk berkomunikasi
b. Sebagai alat untuk mengembangkan intelektual anak
c. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain
d. Melalui bahasa, pendengar/penerima akan mampu memahami apa yang dimaksudkan oleh pengirim berita.

C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK
Meurut Siskandar (2003), menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.
Menurut Marat (2001), menyatakan bahwa perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.
Menurut Malla (2002), menyatakan bahwa fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola- pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.
Menurut Kumara (1998), menyatakan bahwa perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa. Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.
Menurut Irwanto (1991), menyatakan bahwa anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.
Menurut Hadis (2003), menyatakan bahwa perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru. Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata.

D. KONSEP BERNYANYI
Menurut Berntein & Picker dalam Utomo & Natalia (1999), menyatakan bahwa metode menyanyi adalah metode yang melafazkan suatu kata atau kalimat yang dihapal dengan dinyanyikan. Menyanyi merupakan salah satu metode pengenalan kata dan kalimat pada anak yang sangat efektif. Menyanyi merupakan salah satu metode pengajaran yang dapat diberikan kepada anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Manusia butuh belajar bagaimana belajar serta mempelajari bagaimana belajar yang lebih baik dan tanpa tekanan, yaitu sejenis belajar yang membuat manusia merasa lebih nyaman ketika melakukannya. Dalam hal ini, menyanyi meru pakan sarana yang menyenangkan bagi anak untuk belajar karena mereka diajak belajar dengan bergembira dan rasa nyaman yaitu dengan menyanyikan lagu-lagu.
Menurut Fletcher, (1991), menyanyi merupakan salah satu teknik terapi musik. Musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari k omposer kepada pendengarnya. Menyanyi merupakan salah satu bentuk musik. Musik berperan sebagai sarana dalam membantu perkembangan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa musik tidak terpisah dari pendidikan tetapi memiliki tempat didalamnya.
Menurut Tyasrinestu, (2004) musik pendidikan lebih memperhatikan efek dari musik terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Musik untuk anak-anak tidak harus dimulai dengan yang konseptual dan teoritis, yang penting pada tahap awal , anak dibimbing untuk mengalami musik secara langsung misalnya dengan menyanyi dan belajar mendengarkan musik. Karakter yang penting untuk diperhatikan dalam melatih menyanyi pada anak yaitu melodinya mudah diingat dan menarik untuk dinyanyikan, irama nyanyiannya tegas dan mudah diingat, syairnya selaras dengan alur melodi, Pesan dan perasaan isi syair cocok dengan karakter musik, syair dapat bersifat hiburan, permainan ataupun mengandung makna tertentu dan biasanya tidak diajarkan secara tertulis, dan yang terakhir, ambitusnya menyenangkan untuk dinyanyikan oleh semua suara anak .
Menurut Cakir (1991), menyanyi membutuhkan sebuah lagu untuk dinyanyikan. Lagu adalah sebuah kumpulan hasil karya musik yang pendek dengan teks yang puitis yang memberikan penekanan yang sama pada musik dan kata. Lagu juga didefinisikan sebagai ekspresi dari perasaan atau ide dalam bentuk musik. Kata-kata yang terdapat di dalam lagu dapat membantu anak mengenalkan dan mengajarkan bahasa kepada mereka. Bernyanyi membantu anak menambah kosa kata. Hal ini selaras dengan pernyataan yang mengatakan bahwa dengan bernyanyi akan menawarkan pengulangan, sehingga membuat anak lebih mudah untuk meniru dan mengingat bahasa daripada kata yang hanya diucapkan.
Menurut Campbell (2001), meyanyi juga memberikan kesenangan dan merupakan cara bermain untuk memban tu mengembangkan kosa kata. Menyanyi dapat membantu anak-anak mengembangkan perbendaharaan kata sehingga ia dapat mengekspresikan diri dengan mudah. Menyanyi memberikan suatu cara untuk menggunakan pengulangan tanpa kehilangan minat dari anak. Elemen bahasa yang anak-anak pelajari melalui lagu dapat diterapkan pada percakapan sehari -hari setelah banyak terjadi pengulangan. Kehadiran ritmik, pengulangan dan pola rima di dalam nyanyian merupakan bentuk pengajaran bahasa tertua yang berisi budaya untuk konsumsi anak.
Menurut Musfiroh (2004), pengajaran melalui lagu akan mudah di cerna dan di ingat, terutama karena menyanyi dapat dilakukan berulang –ulang baik melalui radio, televisi maupun pengulangan sendiri oleh anak dan orang-orang disekitarnya. Pembelajarn melalui nyanyian sanga t menyenangkan dan membuat anak senang mengulang-ulangnya, sehingga secara tidak sadar anak-anak telah menyerap informasi yang terkandung di dalam nyanyian sehingga memudahkan anak untuk mengingat kata-kata tertentu.
Menurut Bernstein, Stewart, Roy, Srull dan Wickens (1994), pada proses menyanyi akan terjadi proses pengulangan-pengulangan terhadap susunan kalimat yang ada dalam lagu yang dinyanyikan. Hal itu akan mendorong anak untuk melakukan proses imitasi. anak-anak belajar untuk membuat kalimat adalah melalui proses imitasi dan modeling. Proses imitasi terhadap kalimat-kalimat yang terdapat pada lagu atau nyanyian akan semakin sering dilakukan bila juga diikuti dengan adanya pemberian penguatan. Pemberian penguatan yang diberikan kepada anak akan menciptakan kondisioning. Anak akan terbiasa atau terkondisi membuat atau menyusun kalimat secara tepat sesuai dengan kaidah-kaidahsintaksis. Dengan demikian anak akan belajar membuat struktur kalimat dari kalimat-kalimat yang ia dengar atau nyanyikan lewat lagu.
Menurut Monks, dkk (1994), proses pembelajaran bahasa melalui imitasi dan penguatan ini didukung pula oleh yang mengatakan bahwa penguasaan bahasa pada anak dapat dilakukan melalui proses belajar dengan imitasi, modeling dan reinforcement (penguatan). Proses belajar ini berkaitan dengan interaksi anak dengan orang dewasa khususnya orang tua. Di dalam belajar melalui model, anak mengamati kemudian menirukan kata-kata serta kalimat yang diucapkan oleh orang dewasa. Belajar yang terus-menerus, berulang-ulang dan diikuti dengan pemberian penguatan akan meningkatkan kemampuan anak dalam mengasosiasikan pelajaran bahasa yang diperolehnya. Selain cara belajar tersebut, kesempatan yang diberikan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan berbahasa melalui pelajaran bahasa yang menyenangkan akan lebih merangsang anak untuk menguasai bahasa secara lebih optimal. Langkah - langkah yang harus dilakukan dalam melatih menyanyi adalah sebagai berikut : mendengarkan lagu dari kaset, mengulangi lagu yang sudah didengarkan dari kaset tadi, mengulangi lagu secara bersama-sama dengan diiringi oleh musik instrument. Melatih menyanyi kepada anak –anak usia 2 - 5 tahun membutuhkan pendekatan yang spesifik. Nada yang digunakan tidak tinggi karena bisa membuat anak nenjadi bingung. Sebelum mengajarkan sebuah lagu maka guru harus
mempelajari lagu tersebut terlebih dahulu, mencobanya dan menyanyikannya beberapa kali sebelum anak-anak menyanyikannya.
Menurut Depotter (1999), menyatakan bahwa pelajaran bernyanyi merupakan salah satu pelajaran yang diberikan kepada anak Pada anak 4-6 tahun di samping pelajaran-pelajaran lainnya. Pelajaran bernyanyi adalah kelas di mana murid-murid dikumpulkan dan didampingi oleh gurunya masing-masing. Ini berarti dalam memberikan pelajaran bernyanyi adalah pelajaran yang bersifat umum. Selain benyanyi, mereka juga akan terlatih untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan teman-teman yang lain dan juga akan menambah keberanian mereka dalam berekspresi.
Menurut Dardjowidjojo (2005), menyatakan bahwa pelajaran bernyanyi diharapkan akan mampu memberikan rangsangan terhadap anak-anak, baik rangsangan kognitif atau pemahaman mereka terhadap kosa kata atau ujaran yang mereka hasilkan, afektif atau sejauhmana pengaruh pelajaran tersebut terhadap perkembangan mereka dan psikomotorik. Terutama ransangan alat ucap yang memang memiliki masalah. Dengan pelajaran bernyanyi diharapkan bisa membantu dan menambah pemerolehan bahasa mereka. Pelajaran bernyanyi juga dapat diberikan dalam proses pelajaran khusus. Dengan memberikan pelajaran bernyanyi pada anak- usia 4-6 tahun diharapkan ada pengaruh terhadap proses pemerolehan pada mereka.
Menurut Teamwork (2000), menyatakan bahwa musik dapat dipergunakan sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan pembelajaran. bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, dan memainkan alat-alat musik, atau menyimak dengan tenang kesemuanya dapat diberikan sebagai kegiatan pembelajaran sepanjang hari. Musik mengembangkan pancaindra, mengajarkan ritme, berhitung dengan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar, dan mendorong kreatifitas
Menurut Campbell, (2003), menyatakan bahwa sebagai pedoman materi lagu yang dipilih adalah lagu-lagu sederhana yang mudah untuk dipahami oleh anak normal. Kemudian dengan menambahkan gerak dan ekspresi lainnya akan digabungkan menjadi satu kemasan yang menarik. Anak-anak merasakan kebahagian ketika mereka bergoyang, menari, bertepuk, dan beryanyi bersama seseorang yang mereka percayai dan cintai. Bahkan sementara mereka merasa senang dan terhibur, musik membantu pembentukan perkembangan mental, emosi, serta keterampilan sosial dan fisik mereka selain memberi mereka kegairahan dan keterampilan yang mereka perlukan untuk mulai belajar secara mandiri .
Bernyanyi dapat membantu dan merangsang serta memancing respon anak - anak. Kata-kata dalam lagu tersebut akan dapat membantu mereka untuk melatih alat ucapnya sehingga mereka menghasilkan bunyi yang berupa kata-kata atau bahkan kalimat. Selanjutnya Putrakembara (2006) mengatakan
Mengajari anak menyanyi dapat dimulai dari lagu pendek dan sederhana, yang tentunya sangat disukai oleh anak, misalkan "Topi Saya Bundar", "Kepala Pundak Lutut Kaki", "Balonku Ada Lima", atau "Aku Punya Anjing Kecil". Selain itu, lagu juga dapat memperkaya imajinasi anak, dimana lirik lagu tersebut diubah sesuai dengan karakter lagu. Misalkan, lagu Aku Punya Anjing Kecil dapat diganti liriknya menjadi nama kucing atau hewan peliharaan lainnya

Menurut Campbell, (2003), menyatakan bahwa untuk menambah daya tarik anak terhadap lagu-lagu tersebut akan sangat menarik apabila dibantu dengan ekspresi-ekspresi yang menunjang makna dari kata-kata dalam lagu tersebut. Ia dapat bermain dengan kata-kata dan bunyi-bunyian lain, mengembangkan keterampilan linguistiknya secara menyenangkan secara alami. Dengan memberikan kegiatan tersebut secara berkesinambungan akan mengantarkan mereka kepada pengalaman yang dapat membantu mereka sebagai salah satu upaya penyembuhan. Dengan lagu-lagu yang diberikan sebagai materi pelajaran bernyanyi diharapkan akan membantu pemerolehan dan penambahan kosa kata mereka.
Disamping itu, anak akan merasa senang bila lagu tersebut dinyanyikan memakai gerakan yang sesuai dengan lirik lagu. Dan akan lebih menarik lagi bila nama anaknya disebutkan dalam lirik lagu tersebut (Putrakembara,2006). Beberapa cara dan teknik dapat dikembangkan dalam memberikan pelajaran bernyanyi sehingga rasa ketertarikan mereka bisa bertahan lama. Tanpa daya tarik yang dapat mencuri perhatian mereka, akan sangat sulit mempertahankan perhatian mereka, sehingga tujuan kegiatan tidak tercapai secara maksimal.
Bernyanyi ataupun mendengar musik sangat membantu perkembangan anak. Bernyanyi dan bermusik tidak harus sebagai pelajaran tetapi bisa juga dipakai dalam keseharian mereka diluar jam belajar/sekolah. Kegiatan ini dapat dilakukan di mana saja, di rumah, dalam perjalanan, saat bertamasya. Campbell (2003) selanjutnya mengatakan bahwa
Bahwa skor IQ meningkat di kalangan anak-anak yang menerima pelatihan musik secara teratur; terapi musik selama setengan jam sehari dapat memperbaiki fungsi kekebalan tubuh anak-anak; juga bahwa musik dapat meredakan ketegangan, mendorong interaksi sosial, merangsang perkembangan bahasa, dan memperbaiki keterampilan motorik di kalangan anak-anak
Sebagai seorang pendidik atau orang tua tidak perlu khawatir akan pengaruh dari pelajaran bernyanyi atau mendengarkan bermusik terhadap perkembangan anak. Justru dengan sesering mungkin akan dapat membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan baik kognitif, afektif maupun psikomotor mereka. Koneksi perasaan ini, yang saling terjalin begitu erat dengan tubuh dan indera kita, menjadi pegangan untuk segala macam aspek pertumbuhan baik verbal maupun nonverbal yang digerakkan oleh musik pada anak-anak, merangsang keterampilan mendengar yang mengantarkan kemampuan ekspresi lebih baik. (Campbell, 2003).
Musik berbicara dalam suatu bahasa yang dipahami oleh anak-anak secara naluriah. Musik menarik anak-anak (juga orang dewasa) ke dalam orbitnya, mengajak mereka mengikuti pola titinadanya, menghayati liriknya, bergoyang mengikuti iramanya, dan menggali dimensi-dimensi emosi serta harmoninya dalam seluruh keindahan dan kedalamannya (Campbell, 2003).
Permasalahan yang dihadapi anak-anak penderita autis adalah masalah yang cukup komplek. Mereka penderita autis itu terbagi bermacam-macam karekteristik dan gejala-gejala yang juga mempengarahi tingkat kecerdasan mereka. Dalam makalah ini pemberian pelajaran bernyanyi dan bermusik ini membedakan karekteristik tersebut. Dengan pelajaran ini diharapkan membantu mereka dalam berbicara dan berkomunikasi. Pengalaman merasakan irama salam kata-kata akan membantu anak mengembangkan kepekaan terhadap bahasa (Campbell, 2003).







BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat
Penelitian dilaksanakan di TK Mekar sari 2 Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang.
2) Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2010 – Januari 2011

B. Prosedur Penelitian
Penerapan Strategi pembelajaran melalui bernyanyi mengacu pada prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu melalui tiga tahap sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini mulai menentukan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman dan ketrampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran selesai. Selanjutnya Anda menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dilanjutkan dnegan menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dalam pembelajaran tersebut. Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini Anda harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut meliputi:
a) Kegiatan awal
b) Kegiatan tambahan
c) Kegiatan pengembangan
3. Tahap Penilaian
Pada tahap ini Anda menetapkan alat penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan. Penilaian mengacu pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan mengacu pada daftra pertanyaan yang telah disusun
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini, yaitu:
1. Spesifikasi Penulisan
Penulisan ini termasuk penulisan dalam bentuk deskriptif yaitu menggambarkan keadaan sesuatu. Data diperoleh berdasarkan kejadian-kejadian yang sering terjadi.
2. Metode Pengumpulan Data
Merupakan salah satu metode pengumpulan data yang bersumber dari
daftar pustaka, buku dan lain-lain. Buku pustaka berupa referensi yang disalin diperpustakaan dan buku tentang bercerita
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan .Penulisan ........................................................................
D. Manfaat Penulisan.......................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perkembangan ................................................................
B. Konsep Bahasa ............................................................................
C. Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak Kanak ……...
D. Konsep Bernyanyi ………………………………………………
BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………
B. Prosedur Penelitian …………………………………………..
C. Metode Penulisan …………………………………………
D. Sistematika Penulisan …………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN
A. Cara Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak
Melalui Bernyanyi ………………………………………
B. Manfaat Bernyanyi Bagi Perkembangan Anak …………
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa Anak ……………………………………………
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................










BAB IV
PEMBAHASAN

A. CARA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI BERNYANYI
Bernyanyi pada dasarnya merupakan bakat alamiah yang dimiliki oleh seorang individu. Sejak lahir bayi telah mulai mengenal suara, ritme atau melodi melalui lagu yang dilantunkan oleh ibunya. Di Taman Kanak- kanak, kegiatan bernyanyi merupakan sebuah kegiatan yang dapat diintegarasikan ke dalam pembelajaran. Bernyanyi dianggap bisa mengembangkan kemampuan bahasa dengan cepat karena dengan bernyanyi anak-anak akan merasa senang dan tidak bosan dalam kegiatan belajar mengajar.
Memberikan pelajaran bernyanyi pada anak-anak merupakan kegiatan yang mengasyikkan, baik oleh pengajar, guru pendamping (orang tua) dan anak-anak itu sendiri. Kegiatan bernyanyi yang dimaksudkan adalah bernyanyi dengan memilih tema-tema lagu tertentu dibantu dengan musik pengiring dan menari (gerak tubuh). Dengan memberikan sentuhan pendekatan kontektual yaitu belajar sambil mengalami proses. Mereka dilibatkan sepenuhnya dengan bantuan guru pendamping agar mereka mendapat perhatian penuh ketika mengalami proses tersebut. Pelajaran bernyanyi berbeda dengan pelajaran lain, di mana dalam satu ruangan (kelas) diperuntukan bagi seorang murid dengan seorang guru tanpa bergabung dengan murid dan guru yang lain.
Pada awal pertama lagu-lagu ini dikenalkan peran aktif guru utama atau guru pendamping sangat dibutuhkan. Guru utama adalah guru yang memberikan pelajaran bernyanyi. Anak hanya menikmati lagu tersebut dengan gaya ciri khas mereka masing-masing. Kelas bernyanyi membutuhkan waktu yang lama dan kesabaran dalam mengajarkan lagu-lagu kepada anak-anak. Lagu-lagu tersebut akan dinyanyikan berulang-ulang sampai mereka mulai mengikuti dan menikmati lagu tersebut. Hal itu akan terlihat dari ekspresi mereka.
Pelajaran bernyanyi ini tidak terlepas dari musik pengiring (gitar, keyboard) dan gerak. Komponen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam memberikan pelajaran bernyanyi kepada anak. Sebelum mereka diarahkan kepada kata-kata yang ada dalam lirik lagu, mereka diberikan arahan dengan musik pembuka (intro lagu). Ketika mereka mencoba untuk menyanyikan lagu akan lebih baik kalau dibantu dengan gerakan yang sesuai/mendukung lirik dalam lagu tersebut.
Dalam pelajaran bernyanyi ini ada dua tahap yang diberikan yaitu bernyanyi bersama, dan bernyanyi secara individu. Dalam makalah ini akan diberikan beberapa contoh lagu.

Cicak-cicak di Dinding
Diam-diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap, lalu ditangkap
Lagu Cicak-cicak di Dinding ini termasuk lagu yang disenangi anak-anak TK. Kegiatan bernyanyi ini akan dimulai dengan bernyanyi bersama-sama. Pada langkah awal peran serta guru pendamping sangat dominan. Menyanyikan lagu ini harus dengan suara lantang dan artikulasi yang jelas, ditambah dengan penekanan-penekanan pada kata tertentu. Biasanya penekanan tersebut pada suku kata terakhir pada setiap baitnya. Selain itu juga dibutuh espresi-ekspresi atau gerakan-gerakan tertentu yang membantu anak untuk mendapatkan kesan mereka tersendiri terhadap lagu ini. Terkadang guru pendamping juga harus memandu anak untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu yang sesuai dengan kata-kata dalam lagu. Meski tidak setiap kata yang bisa diiringi atau dilambangkan dengan gerakan.
Setiap tahap dalam proses tersebut selalu diberikan kesempatan kepada anak untuk bernyanyi secara individu/perorangan. Mereka diposisikan ditengah lingkaran atau di depan kelas, tergantung formasi yang diterapkan. Formasi ini akan sangat menentukan kemauan anak dalam bernyanyi secara individu. Ketika seorang anak sedang tidak menyenangi guru utama, maka ia akan membelakangi guru tersebut dan menghadap kepada teman-temannya yang berbaris berbanjar. Ketika seorang anak malu dengan dengan temannya, maka guru utama harus memberikan perhatian khusus dengan posisi berhadap-hadapan seolah-olah tidak ada orang lain yang memperhatikannya. Dalam situasi tertentu membentuk lingkaran akan sangat berguna bagi mereka untuk melakukan kontak mata baik dengan para guru atau dengan sesama temannya.

B. MANFAAT BERNYANYI BAGI PERKEMBANGAN ANAK
Bernyanyi adalah kegiatan musik dimana anak dapat mendegarkan melalui indranya sendiri, menyuarakan beragam tangga nada dan irama musik dengan sendiri. Manfaat dari bernyanyi itu sendiri adalah :
1. Melatih motorik kasar
Dengan melakukan kegiatan bernyanyi anak dapat juga melakukan dengan menari, bergaya, berjoget dan lain-lain. Dan hal ini bisa meningkatkan dan melatih gerakan motorik anak.
2. Membentuk rasa percaya diri anak
Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Sehingga dengan meniru dan ikut bernyanyi dapat memberikan rasa percaya diri bahwa ia pandai untuk bernyanyi. Jangan lupa untuk memberi pujian terhadap anak, dengan dipuji anak akan senang dan tambah semangat dalam belajar.
3. Menemukan bakat anak
Bernyanyi bisa menjadi kegiatan yang sering dilakukan oleh anak. Ia sangat suka dan pandai sekali bernyanyi dengan diiringin musik, dengan gaya bernyanyinya yang khas dapat memberikan ia pemyaluran yang tepat dengan mengikuti lomba anak bernyanyi.
4. Melatih kognitif dan perkembangan bahasa anak
Bernyanyi tentu saja tidak bisa lepas dari kata dan kalimat yang harus diucapkan. Dengan bernyanyi dapat melatih peningkatan kosa kata dan juga ingatan memori otak anak.
5. Sebagai alat bantu belajar
6. Memberikan suasana tenang
7. Mengasah emosi
8. Membantu menguatkan daya ingat
9. Mengasah kemampuan apresiasi, improvisasi, imajinasi dan kreasi
10. Mengalami rasa senang bernyanyi bersama
11. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan suasana hatinya.
Anak taman kanak-kanak bernyanyi dengan cara meniru atau pembiasaan. Langkah mengajarkan nyanyian pada umumnya ada dua yaitu membangun minat anak terlebih dahulu melalui Tanya jawab yang mengacu kepada isi dan maksud nyanyian. Yang kedua mengembangkan pembelajaran sesuai dengan daya tangkap anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan tetntang mengajarkan bernyanyi kpada anak adalah sebgai berikut :
1. Waktu mengajarkan nyanyian dibantu dengan alat peraga.
2. Agar anak akrab dengan irama dan melodi nyanyian, seluruh nyanyian dikenalkan dengan alat music sebelum nyanyian tersebut dinyanyikan.
3. Anak terlebih dahulu banyak-banyak mendengar sebelum bernyanyi.
4. Memberikan anak bernyanyi sambil bertepuk tangan
5. Nyanyian yang pendek diajarkan secara keseluruhan, sedangkan nyanyian yang panjang diajarkan kalimat demi kalimat atau sedikit demi sedikit.

C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGERUHI PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari dalam maupun faktor yang berasal dari luar. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak adalah:
1. Inteligensi
Perkembangan bahasa pada anak berbeda-beda, salah satu yang mempengaruhi perbedaan perkembangan ini berhubungan dengan perbedaan dalam intelektualitas. Inteligensi anak akan mempengaruhi kemampuannya dalam berbahasa. Anak yang memiliki kecerdasan tinggi memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul dibanding anak dengan tingkat kecerdasan rendah, kecerdasan memiliki pengaruh terhadap seberapa awal seorang anak mengembangkan bahasanya.


2. Motivasi
Motivasi dalam hal ini meliputi dorongan, hasrat, kemauan, alasan atau tujuan yang menggerakkan seseorang untuk berbahasa. Motivasi dari dalam individu yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa adalah motivasi atau keinginan untuk menjalin komunikasi dengan orang lain.
3. Status sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi merupakan faktor dari luar yang juga mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Hal ini di dukung dalam beberapa penelitian mengindikasikan bahwa status sosial ekonomi mempengaruhi penguasaan berbahasa pada anak-anak. Ada beberapa alasan yang dapat diberikan yaitu studi longitudinal pada anak dengan status sosial ekonomi rendah dan anak-anak dengan status sosial ekonomi menengah ke atas. Berdasarkan hasil studi ini ditemukan bahwa orang tua dari anak – anak status sosial ekonomi rendah memiliki keterbatasan dalam kemampuan literasi dan ketiadaan buku -buku di rumah, sehingga hal ini menyebabkan penguasaan bahasa pada anak-anak status sosial ekonomi rendah kurang bila di banding dengan anak-anak lain dari status sosial ekonomi menengah ke atas. Tidak kuatnya akses pada buku dan literasi lainnya menghilangkan kesempatan anak-anak miskin untuk menguasai kemampuan berbahasa dan literasi yang dibutuhkan dalam kesuksesan di sekolah.
4. Belajar.
Penguasaan bahasa pada anak d apat dilakukan melalui proses belajar dengan imitasi, modeling dan reinforcement. Proses belajar ini berkaitan dengan interaksi anak dengan orang dewasa khususnya orang tua. Di dalam belajar melalui model, anak mengamati kemudian menirukan kata-kata serta kalimat yang diucapkan oleh orang dewasa. Belajar yang terus-menerus dan berulang-ulang akan meningkatkan kemampuan anak dalam mengasosiasikan pelajaran bahasa yang diperolehnya. Selain cara belajar tersebut, kesempatan yang diberikan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya melalui pelajaran bahasa yang menyenangkan akan lebih merangsang anak untuk menguasai bahasa secara lebih optimal.
5. Lingkungan bahasa
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor belajar merupakan faktor yang ikut mempengaruhi penguasaan anak dalam berbahasa. Oleh karena itu anak perlu mendapatkan kesempatan belajar bahasa yang lebih menyenangkan bukan hanya sekedar mendengarkan bahasa yang diucapkan oleh orang dewasa. Kesempatan mendapatkan pengajaran bahasa yang menarik melalui bercerita dan menyanyi merupakan sarana yang tepat bagi anak. Anak akan mempelajari bahasa melalui proses yang menyenangkan sehingga ketika hal itu diulang – ulang maka anak akan terhindar dari kebosanan. Anak juga akan belajar mengasosiasikan pelajaran bahasa yang ia peroleh dalam percakapan atau dialog sehari -hari.





















BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a) Menyanyi merupakan salah satu metode pengajaran yang dapat diberikan kepada anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa.
b) Bahasa adalah ucapan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain yang digunakan sebagai sarana komunikasi.
c) Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
• Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
• Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.
• Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
• Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan.
• Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
• Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.
d) Manfaat dari bernyanyi itu sendiri adalah :
 Melatih motorik kasar
 Membentuk rasa percaya diri anak
 Menemukan bakat anak
 Melatih kognitif dan perkembangan bahasa anak
 Sebagai alat bantu belajar
 Memberikan suasana tenang
 Mengasah emosi
 Membantu menguatkan daya ingat
 Mengasah kemampuan apresiasi, improvisasi, imajinasi dan kreasi
 Mengalami rasa senang bernyanyi bersama
 Mengungkapkan pikiran, perasaan dan suasana hatinya.
e) Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak adalah:
 Inteligensi
Inteligensi anak akan mempengaruhi kemampuannya dalam berbahasa.
 Motivasi
Motivasi dalam hal ini meliputi dorongan, hasrat, kemauan, alasan atau tujuan yang menggerakkan seseorang untuk berbahasa.
 Status sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi merupakan faktor dari luar yang juga mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak.

 Belajar.
Penguasaan bahasa pada anak d apat dilakukan melalui proses belajar dengan imitasi, modeling dan reinforcement.
 Lingkungan Bahasa
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor belajar merupakan faktor yang ikut mempengaruhi penguasaan anak dalam berbahasa.

B. SARAN
1. Bagi Guru
a) Sebaiknya guru memahami betapa pentingnya kemmpuan bahasa dalam pembelajaran taman kanak kanak untuk menghadapi awal perkembangannya.
b) Sebaiknya guru bersikap sabar dalam menghadapi anak taman kanak kanak, karena dengan kesabaran itulah anak anak merasa senang.
c) Sebaiknya guru mempunyai banyak metode pembelajaran supaya anak taman kanak kanak tidak merasa bosan untuk belajar.
d) Sebaiknya guru mempunyai kreatifitas yang tinggi supaya dalam bernyanyi dilengkapi dengan gerakan yang menarik bagi anak taman kanak kanak.
2. Bagi Orang Tua
a) Sebaiknya orang tua mengenalkan berbagai jenis nyanyian kepada anak anaknya.
b) Sebaiknya orang tua member kekebaban kepada anak untuk menentukan lagu yang mereka suka.
c) Sebaiknya orang tua bersabar dalam mengajarkan bernyanyi pada anak, karena dengan bersabar anak akan lebih cepat bisa bernyanyi dengan baik dan benar.
d) Jikan anak sedang bernyanyi dengan sendirinya, kemudian anak benyanyi dengan kalimat yang salah maka orang tua sebaiknya membenarkan supaya tidak terjadi kesalahan lagi dikemudian hari.










DAFTAR PUSTAKA
.
Bernstein, D.A., Stewart, A.C., Roy, E.J., Srull, T.K., & Wickens, C.D.(1994). Psychology. Third Edition. Boston : Houghton Mifflin
Berntein dan picker. (1999). Emergent Environmental Literacy in the Nonnarrative Compositions of Kindergarten Children. Journal of Early Childhood Education,
Cakir, A. (1991). Musical Activities for Young Learners of English as a Foreign Language . The Internet TESL Journal. Vol. 5 no. 11
Campbell, D. (2003). Efek Mozart bagi anak-anak. Meningkatkan daya pikir, kesehatan, dan kreativitas anak melalui musik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Dardjowidjojo, S. (2005). Psikolinguistik. Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
DePorter, B. & Hernacki, M. (1999). Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Penerjemah : Alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa
Fletcher, P. (1991). Education and Music. The Alden Press. Grat Britain.
Hadis, F.A. (2003). Perkembangan Anak dalam perspsektif Pendidikan anak dini usia. Jurnal ilmiah anak dini usia. vol. 2 no 1 april 2003 hal 28-32
Irwanto, Elia, H., Hadisoepadma, A., Priyani, R., Wismanto, Y.B., & Fernandes, C., (1991). Psikologi Umum. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Kaunang, T. (2007). Perkembangan Kecerdasan dan Bicara pada Anak. Harian Suara Pembaruan, 4 Mei 2007
Teamwork (2000). Tata bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Widiasarana
Kumara, A. & Andayani, B. (1998). Eksplorasi Kemampuan Kognitif Siswa SD. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan fakultas Psikologi UGM 136
Malla, A.M. (2002). Gizi untuk Perkembangan Kecerdasan Anak Dini Usia. Buletin PADU. Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia. Edisi 02. Oktober 2002
Marat, S. (2001). Perkembangan Bahasa seorang anak (suatu tinjauan psikolinguistik). Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi dari bayi sampai lanjut usia. Jakarta : Universitas Indonesia
Monks, F.J. Knoers, A.M.P & Haditono, S.R. (1994). Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Musfiroh, T. (2004). Pembelajaran Bahasa Jawa di TK. Makalah. Sleman Yogyakarta, 17 Februari 2004. http://itadz_uny.tripod.com/id13.html (diakses tanggal 3 maret 2008)
Siskandar., (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Anak Usia Dini. Buletin PADU. Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia. Vol. 2 No.1 April 2003
TyasRinestu, F. (2004). Musik Pendidikan dalam Pengembangan Memori Kosa Kata Bahasa Inggris Anak. Tesis. Yogyakarta : Program Studi Psikologi UGM
Putrakembara. 2006. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Depdiknas
Sumiati 1987. Pedoman guru Bidang Pengembangan Kemampuan Berbahasa di TK. Jakarta: Depdikbud
J. piaget (1991). Sampai Dimana Kemampuan Anak Prasekolah. Jakarta: Klinik Peka
Monks, dkk. (1991). Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES Press.

Sabtu, 08 Januari 2011

Metamorfosis pake flash...

Langkah-langkah membuat animasi metamorphosis kupu-kupu dengan Macromedia Flash :
1. Buat layer dengan nama masing-masing dan urutan : background, kupu, panah1, telur, panah2, ulat, panah3, kepompong, panah4, kupu2, bunga, materi1, dan materi2.
2. Import gambar-gambar yang dibutuhkan ke library.
3. Pada frame 1 layer background, buat halaman menu / pembuka sesuai dengan keinginan.
4. Pada frame 2 layer background insert keyframe dan buat menu standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5. Geser frame 1 layer kupu ke frame 2, insert blank keyframe. Pada frame 3 masukkan gambar kupu-kupu dari library dan letakkan di kiri tengah. Insert keyframe pada frame 110.
6. Geser frame 1 layer panah1 ke frame 2, insert blank keyframe. Pada frame 3 masukkan gambar panah letakkan di atas gambar kupu-kupu. Pada frame 3 create motion tween, insert key frame pada frame 15 dan geser panah ke atas tengah. Insert keyframe pada frame 110.
7. Geser frame 1 layer telur ke frame 15, insert blank keyframe. Pada frame 16 masukkan gambar telur dari library dan letakkan di atas tengah. Insert keyframe pada frame 110.
8. Geser frame 1 layer panah2 ke frame 29, insert blank keyframe. Pada frame 30 masukkan gambar panah letakkan di samping gambar telur. Pada frame 30 create motion tween, insert key frame pada frame 44 dan geser panah ke kanan tengah. Insert keyframe pada frame 110.
9. Geser frame 1 layer ulat ke frame 44, insert blank keyframe. Pada frame 45 masukkan gambar ulat dari library dan letakkan di kanan tengah. Insert keyframe pada frame 110.
10. Geser frame 1 layer panah3 ke frame 59, insert blank keyframe. Pada frame 60 masukkan gambar panah letakkan di bawah gambar ulat. Pada frame 60 create motion tween, insert key frame pada frame 74 dan geser panah ke bawah tengah. Insert keyframe pada frame 110.
11. Geser frame 1 layer kepompong ke frame 74, insert blank keyframe. Pada frame 75 masukkan gambar kepompong dari library dan letakkan di bawah tengah. Insert keyframe pada frame 110.
12. Geser frame 1 layer panah4 ke frame 89, insert blank keyframe. Pada frame 90 masukkan gambar panah letakkan di samping kiri gambar kepompong. Pada frame 90 create motion tween, insert key frame pada frame 100 dan geser panah ke kiri tengah. Insert keyframe pada frame 110.
13. Geser frame 1 layer kupu2 ke frame 110, insert blank keyframe. Pada frame 111 masukkan gambar kupu 2 dari library dan letakkan di kiri atas. Pada frame 111 create motion tween, insert keyframe pada frame 150.
14. Add motion guide, geser frame 1 motion guide ke frame 110, insert blank keyframe. Pada frame 111 motion guide gambar lintasan kupu-kupu. Klik frame 150 layer kupu2 dan gerakkan objek sesuai lintasan.
15. Geser frame 1 layer bunga ke frame 110, insert blank keyframe. Pada frame 111 masukkan gambar bunga dari library dan letakkan di kanan bawah. Insert keyframe pada frame 150.
16. Geser frame 1 layer materi1 ke frame 150, insert blank keyframe. Pada frame 151 masukkan materi 1.
17. Geser frame 1 layer materi2 ke frame 151, insert blank keyframe. Pada frame 152 masukkan materi 2.
18. Pada frame 153 layer materi2 insert keyframe dan masukkan gambar metamorphosis.
19. Membuat tombol/ button :
a) Pada layer background masukkan tombol atau dapat membuat tombol sendiri, pada frame 1, action : stop();. Klik tombol yang dibuat, action: on(release){gotoAndPlay(“kupu”);}.
b) Pada layer bunga masukkan tombol atau dapat membuat tombol sendiri, pada frame 150, action : stop();. Klik tombol yang dibuat, action: on(release){gotoAndPlay(“materi1”);}.
c) Pada layer materi1 masukkan tombol atau dapat membuat tombol sendiri, pada frame 151, action : stop();. Klik tombol yang dibuat, action: on(release){gotoAndPlay(“materi2”);}.
d) Pada layer materi2 masukkan tombol atau dapat membuat tombol sendiri, pada frame 152, action : stop();. Klik tombol yang dibuat, action: on(release){gotoAndPlay(“frame153”);}.
e) Pada animasi metamorphosis layer materi2, klik kanan salah satu gambar convert to symbol, button. Klik 2 kali gambar, pada frame up insert keyframe dan buat keterangan gambar demikian juga pada gambar yang lain.
f) Pada layer materi2 masukkan tombol atau dapat membuat tombol sendiri, pada frame 153, action : stop();. Klik tombol yang dibuat, action: on(release){gotoAndPlay(“background”);}.
20. Test movie, apabila sudah benar simpan animasi.

-Thank you-

Kamis, 23 Desember 2010

LAPORAN PKL STC

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia tumbuhan dibagi menjadi 5 divisi yaitu : Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta. Dari kelima divisi tersebut Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta, digolongkan dalam tumbuhan tingkat rendah karena struktur tumbuhan tersebut masih sederhana. Sedangkan divisi Spermatophyta merupakan tumbuhan yang paling tinggi tingkatanya, sehingga digolongkan dalam kelompok tumbuhan tingkat tinggi.
Berdasarkan struktur, bentuk dan cirri yang dimiliki oleh masing-masing divisi, tumbuhan tersebut masih dapat dibagi dalam berbagai tingkatan dan golongan mulai dari tingkat bawah divisi yaitu kingdom hingga tingkat yang paling rendah yaitu spesies.
Penggolongan tumbuhan ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu dengan identifikasi, determinasi, deskripsi, dan klasifikasi. Khusus untuk golongan tumbuhan tingkat rendah, langkah identifikasi, determinasi, deskripsi, dan klasifikasi memerlukan ketelitian yang tidak kalah penting dengan identifikasi, determinasi, deskripsi, dan klasifikasi pada tumbuhan tingkat tinggi.
Proses identifikasi, determinasi, deskripsi, dan klasifikasi dapat dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan mengamati secara langsung masing-masing spesies dari tumbuhan. Pengmatan langsung di lapangan akan memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas bagi para mahasiswa guna membandingkan teori dengan fakta di lapangan.
Dengan pengamatan langsung di lapangan dapat diketahui sifat, ciri, struktur masing-masing spesies, sehingga dapat ditemukan klasifikasi dari spesies yang kita identifikasi dengan itu kita dapat mendeskripsikan spesies tersebut.
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di pantai Krakal Yogaykarta, karena lokasi ini sangat cocok dan banyak sekali ditemukan spesies dari divisi Algae.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis dan habitat Algae yang ada di Krakal Yogyakarta.
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi, determinasi, klasifikasi, dan mendeskripsikan Algae, Bryophyta, dan Pteridophyta yang diamati.
3. Mahasiswa mampu mengkaitkan teori dan praktik berdasarkan fakta yang ada di lapangan.
C. MANFAAT
1. Dengan diadakannya PKL ini dapat memberikan manfaat bagi praktikan secara langsung yaitu, memberikan pengalaman belajar secara langsung dengan mengkaitkan antara praktik dengan teori yang didapat dikelas.
2. Praktikan dapat mengenal jenis-jenis Algae, Bryophyta, dan Pteridophyta yang tidak hanya dicontohkan dikelas.
3. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang luasnya pengetahuan dan banyaknya macam Algae yang dapat ditemukan di Krakal.
4. Bagi dosen dan asisten dapat menemukan jenis Algae yang baru yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Campbel (2001), menyatakan bahwa Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tingkat perkembangnya lebih tinggi daripada Thallophyta. Pada umumnya memiliki warna yang benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastid yang mengandung klorofil a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya memilki dinding yang terdiri atas selulosa.
Kimball (1990), menyatakan bahwa tumbuhan lumut disebut juga tumbuhan gametofit. Pada tumbuhan lumut menghasilkan organ reproduksi jantan yang disebut anteridium dan berisi sperma. Juga menghasilkan organ reproduksi betina disenut arkegonium berbentuk botol, dan menghasilkan ovum. Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit yang membentuk gamet-gamet untuk melakuakan reproduksi seksual dan sebagai generasi sporofitnya adalah protonema yang menghasilkan spora.
Suwarno (2009) menyatakan bahwa Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, katabryum yang berarti lumut danphyta artinya adalah tumbuhan. Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri:
a. Memiliki habitat di daerah yang lembap.
b. Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallophyta ke cormophyta, karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
c. Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem, sehingga untuk mengangkut zat hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
d. Tumbuhan lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
e. Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
f. Dalam siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit, yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit, yaitu sporogonium.
Sulistyorini (2009) menyatakan bahwa tumbuhan yang termasuk dalam divisi Bryophyta mempunyai beberapa ciri, antara lain, telah mempunyai lapisan pelindung (kutikuladan gametangia), struktur tubuhnya mempunyai generasi gametofit, sperma diproduksi oleh anteridium dan ovum diproduksi oleh arkegonium. Lumut biasa hidup di tempat-tempat yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, seperti dinding bata basah, tebing, atau di kulit kayu yang lembap. Tumbuhan lumut belum mempunyai batang, daun dan akar yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki buluh-buluh halus semacam akar yang disebut rizoid. Selain itu, lumut juga sudah memiliki klorofil.

Widayati (2009) menyatakan bahwa lumut memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan tumbuhan lain. Lumut merupakan tumbuhan dengan ukuran relatif kecil, tingginya 2 sampai 50 cm. Tubuhnya tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya, tetapi mempunyai bagian yang menyerupai akar (rizoid), batang, dan daun. Pada beberapa jenis lumut hati atau lumut tanduk tubuhnya masih berupa talus (lembaran). Rizoid adalah struktur menyerupai rambut atau benang-benang yang berfungsi untuk melekatkan tubuh pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral. Rizoid ini terdiri dari satu deret sel yang memanjang, terkadang dengan sekat yang tidak sempurna.

Heywood (2003) menyatakan bahwa warga tumbuhan paku amat heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya, lebih – lebih bila diperhitungkan pula jenis paku yang telah punah. Ada jenis – jenis paku yang sangat kecil dengan daun – daun yang kecil – kecil pula dengan struktur yang masih sederhana, ada pula yang besar dengan daun – daun yang mencapai ukuran panjang sampai 2 m atau lebih dengan struktur yang rumit. Tumbuhan paku purba ada yang mencapai tinggi sampai 30 m dengan garis tengah batang sampai 2 m, dari segi cara hidupnya ada jenis – jenis paku yang hidup teresterial (paku tanah), ada paku epifit, dan ada paku air. Dimasa yang silam (jutaan tahun yang lalu), hutan – hutan di bumi kita terutama tersusun atas warga tumbuhan paku yang berupa pohon – pohon yang tinggi besar, dan kita kenal sisa – sisanya sekarang sebagai batu bara. Jenis – jenis yang sekarang ada jumlahnya relative kecil (lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah warga divisi lainnya) dapat dianggap sebagai relic (peninggalan) suatu kelompok tumbuhanyang dimasa jayanya pernah pula merajai bumi kita ini, yaitu dalam zaman paku (Palaeozoicum). Jenis – jenis yang sekarang masih ada sebagian sebagian besar bersifat higrofit. Mereka lebih menyukai tempat – tempat yang teduh dengan derajat kelembaban yang tinggi, paling besar mencapai ukuran tinggi beberapa meter saja, seperti terdapat pada marga Cyatheadan Alsophila, yang warganya masih berhabitus pohon dan kita kenal antara lain di Indonesia sebagai paku tiang.
Budiati (2009) menyatakan bahwa lumut belum memiliki berkas pembuluh sejati (jaringan pengangkut air dan makanan tidak dapat dibedakan menjadi xilem dan floem). Organ penyerap hara dan organ fotosintetik dapat dibedakan dengan mudah, namun belum memiliki akar dan daun sejati. Organ penyerap haranya adalah rizoid. Daun terdiri dari beberapa lapis sel yang disebut mikrofil, umumnya tersusun rapat menutupi batang. Lumut tingkat tinggi telah memiliki sel-sel khusus yang mengangkut air yang diserap dari dalam tanah yang menyerupai xylem. Semua lumut bersifat fotoautotrof yaitu memperoleh makanan dengan fotosintesis karena daunnya mempunyai kloroplas yang mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid.

Tjitrosoepomo (2000), menyatakan bahwa pteridophyta mempunyai gametofit bersifat thalus, sporofitnya dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun memiliki batang bercabang-cabang menggarpu, akar mempunyai kaliptra. Pada akar dan batang dijumpai berkas pengangkutan. Pteridophyta dapat tumbuh menjulang ke udara, ada yang berbentuk pohon dan dapat mencapai beberapa meter. Pteridophyta dibedakan menjadi 4 divisi yaitu Psillophytinae, lycopodinae, Equisitinae, dan Filicinae.
Moertolo (2004), Pada tumbuhan paku, yang biasa kita lihat adalah generasi sporofit. Pada awal musim panas, akan nampak bercak-bercak kecoklatan pada bagian bawah anak daun tumbuhan paku. Bercak-bercak tersebut disebut sorus dan berisi banyak sporangium. Jika kita lihat lebih dalam, di dalam sporangium ini terjadi pembelahan meiosis dari satu sel induk spora menghasilkan empat sel spora. Jika kelembaban menurun, sel-sel bibir berdinding tipis dari masing-masing sporangium terpisah dan anulus terbuka dengan perlahan-lahan, lalu dengan gerak yang cepat anulus meletik kedepan dan mengeluarkan spora-sporanya. Jika spora-spora ini sampai pada habitat yang sesuai, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk benang-benang sel. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi protalus yang dilengkapi dengan rizoid yang berfungsi untuk membantu penyerapan air dan mineral dari dalam tanah. Sel-sel protalus ini bersifat haploid dan merupakan generasi gametofit yang dewasa.
Prosea (2003), Tumbuhan paku dapat hidup dimana saja , pada daerah yang terkena sinar matahari langsung hingga tempat-tempat yang tertutup canopy hutan yang rapat, ditemukan juga di dataran rendah hingga pegunungan, pada kondisi tanah berair hingga kering pada iklim tropis hingga sub tropis. Namun demikian tumbuhan paku lebih menyenangi tempat-tempat yang sejuk dan memiliki kelembaban yang tinggi. Pada tempat semacam in populasi paku-pakuan menjadi sangat tinggi. Hutan hujan tropis yang memiliki kelembaban yang sangat tinggi ternyata merupakan salah satu rumah yang terbaik bagi tumbuhan paku. Diduga hutan ini kaya akan berbagai jenis paku-pakuan. Keragaman jenis paku-pakuan di dunia diduga sebesar 12.000 jenis dalam 225 genera dan di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 1250 jenis. Sementara Papua dengan hutan hujan tropis yang sangat luas diduga menyimpan 187 genera yang memuat sebanyak 1700 – 1800 jenis bahkan dapat lebih dari 2000 jenis.
Putra ( 2006 ), menyatakan bahwa Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 km. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga.
Soerawidjaja ( 2005 ), menyatakan bahwa diitinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Setiawan ( 2004 ), menyatakan bahwa berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria, Euchema, dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan seperti salad rumput laut atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh industri gel. Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat, Osmundaria, Hypnea, dan Gelidium sebagai sumber senyawa bioaktif, Laminariales atau Kelp dan Sargassum Muticum yang mengandung senyawa alginat yang berguna dalam industri farmasi. Pemanfaatan berbagai jenis alga yang lain adalah sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel ataupun sebagai pupuk organik.
Harris ( 2001 ), menyatakan bahwa kemampuan alga dalam menyerap ion-ion logam sangat dibatasi oleh beberapa kelemahan seperti ukurannya yang sangat kecil, berat jenisnya yang rendah dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain. Untuk mengatasi kelemahan tersebut berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan mengimmobilisasi biomassanya. Immobilisasi biomassa dapat dilakukan dengan mengunakan (1) Matrik polimer seperti polietilena glikol, akrilat, (2) oksida (oxides) seperti alumina, silika, (3) campuran oksida (mixed oxides) seperti kristal aluminasilikat, asam polihetero, dan (4) Karbon. Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatan antara logam dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukan kompleks koordinasi, penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro. Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ion adalah yang lebih dominan. Hal ini dimungkinkan karena adanya gugus aktif dari alga/biomassa seperti karboksil, sulfat, sulfonat dan amina yang akan berikatan dengan ion logam.
Ramellow ( 2000 ), menyatakan bahwa Alginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakan heteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan gulunoric acid. Kandungan alginat dalam alga tergantung pada jenis alganya. Kandungan terbesar alginat (30-40 % berat kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales sedangkan Sargassum Muticum, hanya mengandung 16-18 % berat kering. Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan seperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuatan pelapis kapsul dan tablet. Alginat juga digunakan dalam pembuatan bahan biomaterial untuk tehnik pengobatan seperti micro-encapsulation dan cell transplantation.




BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat :
1) Sub divisi Algae
Waktu : 11.00-13.00
Tempat : Krakal Yogyakarta
2) Divisi Bryophyte
Waktu : 09.00-1100
Tempat : Taman gedung kesehatan D 1.1 UMS
3) Divisi Pteridophyta
Waktu : 15.00-16.00
Tempat : Di rumah Devi
B. Pelaksanaan PKL
1. Alat
a) Botol jeem
b) Alat tulis
c) Lembar pengamatan
d) Kamera
e) Buku flora
f) Label
g) Buku petunjuk praktikum
2. Bahan
a) Larutan formalin
b) Spesies yang di identifikasi
Sub divisi Algae : Ganggang hijau (Ulva sp)
Ganggang hijau (Halicystis sp)
Ganggang merah (Gracilaria sp)
Ganggang pirang (Padina sp)
Ganggang pirang (Turbinaria sp)
Ganggang hijau (Caulerpa sp)
Ganggang merah (Corallina sp)
Divisi Bryophyta: Lumut hati (Riccia sp)
Lumut daun (Andreaea sp)
Lumut hati (Riccia nutans)
Divisi Pteridophyta: Paku sejati (Nephrolepis exaltata)
Paku sejati (Polypodium polycarpon)
Paku sejati (Adiantum capillus)
Paku sejati (Polystichum filix)
Paku sejati (Nephrolepis biserrata)

3. Cara karja
1. Sub divisi Algae
a) Mengamati dan mempelajari morfologi Algae yang dijumpai dilokasi.
b) Membuat dokumen dengan foto dari Algae yang ditemukan.
c) Memasukan Algae ke dalam botol jeem untuk diidentifikasi sebagai sample.
d) Melakukan identifikasi dan determinasi Algae yang ditemukan.
e) Menyusun klasifikasi Algae yang ditemukan berdasarkan determinasi yang diketahui.
f) Membuat deskripsi dari Algae yang ditemukan berdasarkan cirri-ciri morfologi, klasisikasinya, determinasinya, serta habitat dari Algae yang ditemukan.
2. Divisi Bryophyta
a) Mengamati dan mempelajari morfologi lumut yang dijumpai dilokasi.
b) Membuat dokumen dengan foto dari lumut yang ditemukan.
c) Melakukan identifikasi lumut yang ditemukan.
d) Menyusun klasifikasi lumut yang ditemukan berdasarkan identifikasi yang diketahui.
e) Membuat deskripsi dari lumut yang ditemukan berdasarkan ciri-ciri morfologi, klasisikasinya, serta habitat dari lumut yang ditemukan.

3. Divisi Pteridophyta
a) Mengamati dan mempelajari morfologi tumbuhan paku yang dijumpai dilokasi.
b) Membuat dokumen dengan foto dari tumbuhan paku yang ditemukan.
c) Melakukan identifikasi dan determinasi tumbuhan paku yang ditemukan.
d) Menyusun klasifikasi tumbuhan paku yang ditemukan berdasarkan determinasi yang diketahui.
e) Membuat deskripsi dari lumut yang ditemukan berdasarkan ciri-ciri morfologi, klasisikasinya, determinasi, serta habitat dari lumut yang ditemukan.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Algae
a) Nama lokal/ilmiah : Gangggang hijau (Ulva sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Ulotrichales
Family : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva sp

3) Deskripsi :
Ulva sp termasuk ganggang hijau yang berhabitat di air laut. Memiliki bentuk seperti thalus daun selada, yang terdiri dari 2 lapis sel yang membentuk struktur seperti parenkim. Termasuk dalam calsis chlorophyceae karena memiliki klorofil, hidup berkoloni, bentuk lembara. Termasuk dalam ordo Ulothrichales karena sel-selnya mempunyai satu inti dan kloroplas yang masih rendah tingkatanya membentuk koloni berupa benang dan bercabang atau tidak, yang lebih tinggi tingkatanya membentuk thalus lebar dan melekat pada suatu alas yaitu pada batu karang dengan rizoidnya sebagai alat pelekat. Berkembangbiak dengan zoospore dengan 4 bulu cambuk dan gamet sama besar.



b) Nama lokal/ilmiah : Ganggang hijau (Halicystis sp)
1) Gambar

2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Clasis : Chlorophyceae
Ordo : Shiponales
Family :Halycistidaceae
Genus : Halicystis
Spesies : Halicystis sp


3) Deskripsi
Halicystis sp termasuk dalam ganggang hijau yang berhabitat di air laut. Mempunyai alat pelekat yang disebut rizoid. Thalusnya hanya terdiri dari suatu sel, bagian atas seperti gelembung, berwarna hijau dan banyak inti. Termasuk clasis chlorophyceae karena memilki klorofil dan membentuk koloni. Termasuk dalam ordo Shiponales karena bentuknya bermacam-macam, thalusnya tidak mempunyai dinding pemisah yang melintang sehingga dinding pemisah selnya menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Termasuk family Halicystidaceae karena bentuknya menyerupai protosiphon tetapi hidup di laut. Perkembangbiakan dengan aseksual zoospore. Perkembangbiakan seksual dengan oogonium.






c) Nama lokal/ilmiah : Ganggang merah (Gracilaria sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Clasis :Rhodophyceae
Sub klasis : Floridae
Ordo : Gigartinales
Family : Gigartinaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp

3) Deskripsi :
Gracilaria sp termasuk dalam ganggang merah yang berhabitat di air laut menempel pada karang dengan alat pelekat berupa rizoid. Tubuhnya silindris dengan garis tengah 2-3 mm bercabang-cabang. Termasuk dalam clasis rhodophyceae karena berwarna merah, kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil a, karotenoid, dan dominan fikoeretrin. Termasuk dalam sub klasis floridae karena thalus masih sangat sederhana, tetapi umumnya hampir selalu barcabang-cabang dengan beraturan dan mempunyai beranekaragam bentuk. Seperti benang, lembaran-lembaran. Percabanganya meyirip menggarpu. Perkembangbiakan dengan 3 pergiliran keturunan yaitu gametofit, karposporofit, dan tetrasporofit.




d) Nama lokal/ilmiah : Ganggang pirang (Padina sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Clasis : Phaeophyceae
Ordo : Dityotales
Family : Dictyotaceae
Genus : Padina
Speseis : Padina sp


3) Deskripsi :
Padina sp termasuk dalam ganggang pirang yang berhabitat di air laut yang memelakat di atas batu karang dengan alat pelekat yang disebut rizoid. Thalus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu. Terasuk dalam clasis Phaeophyceae karena berwarna pirang, termasuk ordo Dictyotales karena bentuk thalus seperti pita bercabang-cabang menggarpu. Pada thalus terdapat garis-garis konsentris dan penebalan gametangia. Perkembangbiakan seksual dengan oogami. Anteridium yang berkotak-kotak dan oogonium terdapat pada tempat berlainan.








e) Nama lokal/ilmiah : Ganggang pirang (Turbinaria sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Clasis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Fucaceae
Genus : Turbinaria
Spesies : Turbinaria sp


3) Deskripsi :
Turbinaria sp termasuk dalam ganggang pirang yang berhabitata di air laut yang melekat pada batu karang dengan perantara rizoid. Thalus berbentuk seperti terompet, pita,dan kaku. Bercabang-cabang menggarpu dan melekat pada karang dengan rizoid. Ujung thalus agak membesar dan mempunyai konseptakel. Tubunhya seperti semak atau pohon yang seolah-olah mempunyai akar, batang dan daun oleh karena itu Turbinaria sp dikelompokan dalam ordo fucales. Termasuk clasis Phaeophyceae karena memiliki warna pirang dengan kromatofora klorofil a, karotin, xantofil yang dominan fikosianin. Perkembangbiakan dengan cara seksual, aseksual, terdapat pergiliran keturunan dengan isogami. Pembelahan reduksi terjadi pada pembentukan spora.





f) Nama lokal/ilmiah : Ganggang hijau (Caulerpa sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Clasis : Chlorophyceae
Ordo : Siphonales
Family : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Spesies : Caelerpa sp


3) Deskripsi :
Caulerpa sp termasuk dalam ganggang hijau yang berhabitat di air laut, melekat pada batu karang dengan rizoid. Termasuk dalam clasis chlorophyceae karena tubuh berupa sel tunggal soliter atau berkoloni. Yang bersel banyak seperti filament. Mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Termasuk dalam ordo Shiponales karena bentuknya bermacam-macam. Thalusnya tidak mempunyai dinding pemisah melintang sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Termasuk family Caulerpaceae karena thalus bagian atas menyerupai daun dan besarnya beberapa dm. berguna untuk asimilas. Bagian bawah merupakan sumbu merayap terdapat leukoamiloplas dan rizoid. Perkembangbiakan seksual dengan anisogami. Seluruh tubuh jantan dan betina mengeluarkan gamet dan akhirnya mati.



g) Nama lokal/ilmiah : Ganggang merah (Corallina sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Sub divisi : Algae
Clasis : Rhodophyceae
Sub clasis : Floridae
Ordo :Cryptonemiales
Family :Cryptonemiaceae
Genus : Corallina
Spesies : Corallina sp

3) Deskripsi :
Corallina sp termasuk dalam ganggang merah yang berhabitat di air laut yang melekat pada karang dengan rizoidnya. Termasuk dalam ordo Cryptonemiales karena tubunhya menyerupai kerak dan melekat di atas batu karang. Tubuhnya mengadung kapur dan bersegmem-segmen. Termasuk dalam clasis Rhodophyceae karena berwarna merah, kromatoforanya berbentuk cakram atau lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna tubuh tertutup oleh fikoeretrin, perkembangbiakan dengan pergiliran ketururnan, yaitu gametofit, karposporofit, dan tetrasporofit. Termasuk dalam sub clasis floridae karena thalus masih sederhana bercabang-cabang dengan percabangan yang menggarpu.





2. Bryophyta
a) Nama lokal/ilmiah : Lumut hati (Riccia sp)
1) Gambar
2) Kalsifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Clasis : Hepaticopsida
Ordo : Marchantiales
Familia :Marcahntiaceae
Genus : Riccia
Spesies : Riccia sp




3) Deskripsi :
Riccia sp termasuk dalam divisi Bryophyta karena mempunyai gametangium dan sporangium yang multiseluler serta dilapisi oleh sel-sel steril. Temasuk clasis hepaticopsida karena gametifitnya berbentuk seperti pita yang bercabang, dorsiventral, menempel pada tanah dengan perantara rhizoid. Termasuk ordo marchantiales karena permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula, oleh sebab itu hamper tidak mungkin dilalui air. Jika dilihat dari atas, talus kelihatan berpetak-petak. Talusnya berumah satu (anteridium dan arkegonium terdapat pada satu tanaman).







b) Nama lokal/ilmiah : Lumut daun (Andreaea sp)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Clasis : Bryopsida
Ordo : Andreaeales
Familia :Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Spesies : Andreaea sp


3) Deskripsi :
Andreaea sp merupakan lumut daun, tubuh gametofitnya dapat dibedakan antara batang dan daun. Melekat dengan rizoid, sporofitnya terdiri dari kaki, seta dan kapsul. Habitatnya ditempat lembab dan basah. Dikelompokan dalam kelas bryopsida karena tubuh gametofitnya dapat dibedakan antara batang dan daun.











c) Nama lokal/ilmiah : Lumut hati (Riccia nutans)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Bryophyta
Calsis : Hepaticopsida
Ordo : Marchantiales
Familia :Marchantiaceae
Genus : Riccia
Spesies : Riccia nutans




3) Deskripsi :
Riccia nutans berhabitat di daerah yang basah, tepi rawa-rawa, pada batuan, cadas, dan dataran tinggi. Cara hidupnya epifit menempel pada tanah. Morfologinya mempunyai bentuk thalus seperti pita dan bercabang menggarpu. Pada percabangan dikotom ada pada ujung thalus. Alas an pengelompokan dalam takson karena thalusnya seperti pita, agak tebal, berdaging, dan mempunyai rusuk tengah yang tidak begitu menonjol. Terdapat rizoid pada sisik-sisik ventral, tepi bergerigi. Thalusnya berumah dua. Perkembangbiakan dengan spora arkegonium dan anteridium dengan generative. Kuncup eram (vegetative).




3. Pteridophyta
a) Nama lokal/ilmiah : Paku sejati (Nephrolepis exaltata)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Clasis : Filicinae
Sub clasis : Leptosporangiatae
Ordo : Filicales
Family : Polypodiacea
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis exaltata



3) Kunci determinasi :
1a, 17b, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b, ….11. Plopodiaceae
1b, 5b, 10b, 13b, 15a,……………………9. Genus Nephrolepis
9. 1b, 2a,…………………..…….. spesies Nephrolepis exaltata
4) Deskripsi :
Nephrolepis exaltata berhabiata di hutan belukar, rimba, rumput, pagar, tepi air, hutan secundair. Merupakan paku tanah yang epifit. Ciri-cirinya akar rimpang tegak, daun lebat, tangkai daun bersisik jarang. Kaku, anak daun duduk atau hampir duduk, kerapkali sisik dengan kapur. Yang terbawah agak berjauhan. Yang teratas terkumpul. Anak daun fertile lurus atau berbentuk bulan sabit. Termasuk alam family polrpodiaceae karena merupakan paku tanah epifit, tidak ada batang sesungguhnya, akar rimpang bersisik, daun mempunyai hubungan beruas atau tidak dengan akar rimpang. Tunggal atau majemuk, daun muda mengulung spiral. Sporangia di bawah daun (kadang-kadang di tepi daun), berurutan atau dalam kelompok (sori). Sori berbeda-beda menurut penempatan, bentuk besar, telanjang, atau tertutup oleh tepi daun selaput penutup. Dimasukan dalam genus nephrolepis karena daun menyirip tunggal, anak daun tidak berlekuk menyirip atau berbagi menyirip. Daun tidak beruas dengan akar rimpang, anak daun beruas dengan poros. Perkembangbiakan dengan spora, bentuknya bulat tertutup selaput, letaknya agak ke dalam karena tepi daun menggulung.























b) Nama lokal/ilmiah : Paku sejati (Polypodium polycarpon)
1) Gambar
2) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Clasis : Filicinae
Sub clasis : Leptopsporangiatae
Ordo : Filicales
Family : Polypodiaceae
Genus : Polypodium
Spesies : Polypodium polycarpon


3) Kunci deteminasi
1a, 17b, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b, ….11. Plopodiaceae
genus polypodium
Spesies Polypodium polycarpon
4) Deskripsi :
Polypodium polycarpon termasuk dalam paku sejati yangb berhabitata di tempat lembab, teduh, terhindar dari sinar matahari, gambut, pasir, dan humus. Cirri-cirinya akar rimpang berwarna hiaju daunya. Tangkai ditutupi oleh sisik coklat, daun bagian atas berakhir seperi jumbai. Temasuk family polypodiaceae karena merupakan paku tanah epifit, tidak ada batang sesungguhnya, akar rimpang bersisik, daun mempunyai hubungan beruas atau tidak dengan akar rimpang. Tunggal atau majemuk, daun muda mengulung spiral. Sporangia di bawah daun (kadang-kadang di tepi daun), berurutan atau dalam kelompok (sori). Sori berbeda-beda menurut penempatan, bentuk besar, telanjang, atau tertutup oleh tepi daun selaput penutup. Termasuk dalam genus polypodium karena pada ujung daunya berjumabi, tulang daunnya memiliki percabangan, pada ujungnya ada urat-urat daun, daun cenderung kaku (bagian atas), merupakan paku sejati yang hidup di teduh dan lembab.


























c) Nama lokal/ilmiah : Paku sejati (Adiantum capillus)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Clasis : Polypodiaceae
Ordo : Schizeales
Family : Adintaceae
Genus : Adiantum
Spesies :Adiantum capillus



3) Kunci determinasi
1a, 17b, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b, ….11. Plopodiaceae
1b, 5b, 10b, 13a, 14a,……………………12. Genus Adiantum
spesies Adiantum capillus
4) Deskripsi :
Adiantum capillus termasuk dalam paku sejati berhabitat di tepi sungai, termasuk family polypodiaceae karena merupakan paku tanah epifit, tidak ada batang sesungguhnya, akar rimpang bersisik, daun mempunyai hubungan beruas atau tidak dengan akar rimpang. Tunggal atau majemuk, daun muda mengulung spiral. Sporangia di bawah daun (kadang-kadang di tepi daun), berurutan atau dalam kelompok (sori). Sori berbeda-beda menurut penempatan, bentuk besar, telanjang, atau tertutup oleh tepi daun selaput penutup. Termasuk genus adiantum karena tangaki daunya dan poros-poros daun hitam coklat, mengkilat, sporangia tidak tertancap pada helaian daun sesungguhnya, tetapi pada sisi dalam dari selaput penutup. Perkembangbiakan dengan spora yang bentuknya bulat, dibawah daun letaknya agak ke dalam (daun menggulung pada tepinya). Daun majemuk, sepanjang tepi bercangap, bulat telur terbalik.


























d) Nama lokal/ilmiah : Paku sejati (Polystichum filix)
1) Gambar
2) Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Clasis : Filicinae
Sub clasis :Leptosporangiatae
Ordo : Filicales
Family : Polypodiaceae
Genus : Polystichum
Spesies : Polystichum filix





3) Kunci determinasi
1a, 17b, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b, ...11. Polypodiaceae
genus Polystichum
spesies Polystichum filix
4) Deskripsi :
Polystichum filix merupakan paku sejati yang berhabitat di tempat lembab, tepi sungai, tepi air, hidup di atas tanah sebagai substrat. Cirri-cirinya memiliki akar yang jelas, batang tegak ke atas langsung tertancap ke tanah, tidak memiliki percabangan. Termasuk dalam genus polystichum karena merupakan paku tanah dengan akar yang jelas, daunya berhadapan dengan tepi berlekuk-lekuk, spora terletak di bawah sisi deun dekat dengan pertulangan daun bagian tengah. Perkembangbiakan dengan spora yang berbentuk ginjal, letaknya dekat pertulangan daun, berkumpul membentuk sorus.


e) Nama lokal/ilmiah : Paku sejati (Nephrolepis biserrata)
1) Gambar
2) Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Clasis :Filicinae
Sub clasis : Leptosporangiatae
Ordo : Filicales
Family : Polypodiaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis biserrata


3) Kunci determinasi
1a, 17b, 18b, 19b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b, ….11. Plopodiaceae
1b, 5b, 10b, 13b, 15a,……………………9. Genus Nephrolepis
9. 1b, 2b,………………..……. spesies Nephrolepis biserrata
4) Deskripsi :
Nephrolepis biserrata merupakan paku tanah yang epifit, akar rimpang tegak berdaun rapat. Tangkai kuat, tertutup oleh sisik coklat muda dan mudah rontok. Helaian daun kerapkali melengkung sampai menggulung. Anak daun duduk atau hampir duduk berjarak satu dengan yang lain bangun lanset garis, pangkal bentuk baji atau terpancung dan pada tepi atas kerapkali bertelinga lemah, ujung menyempit, lancip, anak daun muda berambut halus, habitat pada batang pohon, rumpun bamboo, tepi hutan belukar, rimba rumput, dan pagar. Termasuk dalam spesies Nephrolepis biserrata karena anak daun fertile tidak jelas bertelinga. Sori jelas berjarak tepi daun. Termasuk dalam genus nephrolepis karena daun menyirip tunggal, anak daun tidak berlekuk, menyirip atau berbagi menyirip, daun tidak beruas dengan akar rimpang, anak daun beruas dengan poros. Perkembangbiakan dengan spora berbentuk bulat terletak pada tepi daun berjarak, daunya menggulung.

























B. Pembahasan
1. Sub divisi Algae
Algae adalah tumbuhan ganggang yang merupakan tumbuhan thalus, hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang basah atau lembab. Yang hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup bebas di air, terutama tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton, tepatnya fitoplankton. Yang melekat pada sesuattu yang ada di dalam air, misalnya batu atau kayu disebut bentos. Tubuh ganggang memilki inti dan plastid, dalam plastid terdapat zat-zat derivate klorofil. Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin, fikosantin, fikoeretrin, disamping itu ada pula warna santofil dan karotin.
Diantara ganggang ada yang daur hidupnya memperlihatkan metagenesis. Yang dianggap ganggang adalah yang lebih besar di antara kedua keturunan itu. Bila gametofitnya lebih besar daripada sporofitnya maka tumbuhan ganggangnya adalah pada fase gametofit. Sedangkan jika sporofitnya lebih besar daripada gametofitnya maka tumbuhan ganggang adalah sporofitnya.
Ganggang merupakan sumber daya nabati berbagai bahan kebutuhan hidup manusia. Ada yang langsung dimakan sebagai sayuran, menghasilkan agar-agar, dan bahan obat-obatan.
Anak divisi ganggang dapat dibedakan menjadi 7 kelas yaitu : kelas Flagelata, Diatomae, Chlorophyceae, Conjugate, Charophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae. Masing-masing clasis memiliki perbedaan mulai dari cirri morfologis sampai perkembangbiakan. Dari ketujuh kelas tersebut hanya 3 kelas akan dipelajari, yaitu kelas Chlorophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae.
Dari hasil penganatan di Krakal Yogyakarta, terdapat berbagai jenis spesies Algae yang dapat ditemukan. Spesies-spesies tersebut adalah :
a. Ganggang hijau (Ulva sp)
b. Ganggang hijau (Halicystis sp)
c. Ganggang merah (Gracilaria sp)
d. Ganggang pirang (Padina sp)
e. Ganggang pirang (Turbinaria sp)
f. Ganggang hijau (Caulerpa sp)
g. Ganggang merah (Corallina sp)
Dari ketujuh speseis tersebut, ada yang memilki persamaan dalam clasis maupun ordo, yang akan dibahas sebagai berikut :
a). Clasis Chlorophyceae
Pada clasis Chlorophyceae spesies yang mewakili pada saat Praktik Kerja Lapangan di Krakal Yogyakarta meliputi 3 spesies yaitu Ulva sp, Halicystis sp, dan Caulerpa sp. Secara umum pada clasis chlorophyceae memiliki cirri-ciri thalus berklorofil, hidup berkoloni, tubuh berupa sel tunggal atau banyak, yang berupa sel tunggal hidup berkoloni, yang berupa sel banyak hidup seperti filament. Ulva sp termasuk ordo Ulotrichales sehingga cirri-ciri yang spesifik dari spesies ini adalah sel-selnya mempunyai satu inti dan kloropals, thalus berbentu seperi daun selada. Ulva sp ditemukan dekat dengan bibir pantai pada jarak sekitar 3-4 meter dari bibir pantai, keberadaan thalusnya agak ke dalam batu karang sehingga ada yang terselip dalam celah-celah karang. Sedangkan pada Halicystis sp dan Caulerpa sp termasuk ordo Siphonales sehingga cirri-ciri umum yang dimilkinya adalah bentuk bermacam-macam, thalusnya tidak mempunyai dinding pemisah yang melintang sehingga dinding selnya menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Halicystis sp seperti gelembung berwarna hijau dan banyak inti sedangkan Caulerpa sp hampir menyerupai pohon dengan banyak assimilator. Halicystis sp terletak pada batu karang yang jaraknya 3-4 meter dari bibir pantai dengan thalus menempel pada karang yang letaknya agak terselip pada batu karang, hampir sama dengan Halicystis sp, Caulerpa sp letaknya sekitar 3-4 meter dari bibir pantai, speseis ini mudah ditemukan karena melekat di atas batu karang, muncul di permukaan sehingga tidak terselip pada batu karang
b). Clasis Rhodophyceae
Pada clasis Rhodophyceae spesies yang mewakili pada saat Praktik Kerja Lapangan di Krakal Yogyakarta meliputi 2 spesies yaitu Gracilaria sp dan Corallina sp. Secara umum clasis Rhodophyceae memiliki ciri-ciri berwarna merah, kromatofora berbentuk cakram atau lembaran, termasuk dalam sub clasis Floridae sehingga cirri-cirinya lebih speseifik yaitu thallus masih sederhana, umunya bercabang-cabang dengan beraturan. Percabanagan menyirirp menggarpu. Pada Gracilaria sp memiliki ordo Gigartinales sehingga ciri psesifik spesies ini adalah tubuh silindris dengan garis tengah 2-3 mm, terlatak pada jarak 4-5 meter dari bibir pantai dan melekat pada batu karang dengan rizoidnya, perlekatanya berada di atas karang sehingga tidak terselip pada karang. Corallina sp termasuki ordo Cryptonemiales sehingga cirri spesifik dari spesies ini adalah tubuh seperti kerak menmpel pada batu karang, tubuh mengndung kapur dan bersekat-sekat, terletak pada jarak 4-5 meter dari bibir pantai dan tumbuh melekat di atas batu karang dengan rizoidnya.
c). Clasis Phaeophyceae
Pada clasis Phaeophyceae spesies yang mewakili pada saat Praktik Kerja Lapangan di Krakal Yogyakarta meliputi 2 spesies yaitu Padina sp dan Turbinaria sp. Clasis Phaeophyceae memiliki cirri secara umum yaitu memiliki warna pirang. Padina sp termasuk ordo Dictyotales sehingga cirri spesifik dari spesies ini adalah bentunya seperti pita bercabang menggarpu, seperti kipas, pada garis tengah terdapat gari-garis konsentris. Terletak pada jarak 3-4 meter dari bibir pantai dengan perlekatan di atas batu karang dengan rizoidnya, mudah ditemukan karena menempel di atas batu karang. Turbinaria sp termasuk ordo Fucales sehingga spesies ini memilki cirri spesifik yaitu bentuk seperti terompet, bercabang menggarpu melekat dengan alat pelekat yaitu rizoid, terletak agak jauh dari bibir pantai yaitu 8-10 meter dari bibir pantai, spesies ini agak sulit ditemukan karena letaknya yang agak jauh dari pantai dan melekat diatas batu karang, sehingga tidak terselip karang.

2. Divisi Bryophyta
Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tingkat perkembangnya lebih tinggi daripada Thallophyta. Pada umumnya memiliki warna yang benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastid yang mengandung klorofil a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya memilki dinding yang terdiri atas selulosa.
Tumbuhan lumut disebut juga tumbuhan gametofit. Pada tumbuhan lumut menghasilkan organ reproduksi jantan yang disebut anteridium dan berisi sperma. Juga menghasilkan organ reproduksi betina disenut arkegonium berbentuk botol, dan menghasilkan ovum. Tumbuhan lumut merupakan generasi gametofit yang membentuk gamet-gamet untuk melakuakan reproduksi seksual dan sebagai generasi sporofitnya adalah protonema yang menghasilkan spora.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat sejati dan jarang sekali hidup di air. Pada umunya masih menyukai tempat-tempat lembab dan basah. Penyebaranya cukup luas, mulai daerah kutub sampai daerah tropis. Di pegunungan maupun di dataran rendah. Pada pergiliran keturunan tumbuhan lumut sebagai gametofit adalah tumbuhan itu sendiri. Lumut dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Pada lumut hati gametofitnya masih berupa thalus. Belum dapat dibedakan bagian batang, akar, dan daun.
Dari hasil pengamatan di taman dekat gedung kesehatan UMS terdapat 3 spesies lumut, yaitu :
a. Lumut hati (Riccia sp)
b. Lumut hati (Riccia nutans)
c. Lumut daun (Andreaea sp)
Dari ketiga spesies tersebut memilki perbedaan dalam clasis dan ordo yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Clasis Hepaticopsida
Pada clasis ini mewakili 2 spesies yang kita temukan yaitu Riccia sp dan Riccia nutans, secara umum memilki cirri-ciri yaitu gametofitnya berbentuk seperti pita, bercabang-cabang, dorsiventral, menempel pada tanah dengan perantara rizoid. Berhabitat di tempat yang basah, lembab, di atas bebatuan atau cadas, seperti yang kita temukan menempel pada bebatuan dan ada yang terletak pada pinggir selokan,
b. Clasis Bryopsida
Pada clasis ini meawakili 1 spesies yang kita temukan yaitu Andreaea sp, secara umum memilki cirri-ciri yaitu tubuh gametofit dapat dibedakan antara batang, daun, melekat dengan rizoid. Sporofit terdiri dari seta, dan kapsul. Terletak di tempat yang basah, lembab, terdapat pada bebatuan dan cadas. Yang kita temukan berada diatas tanah yang basah dan lembab.
3. Divisi Pteridophyta
Pteridophyta atau tumbuhan paku adalah tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora, bukan dengan biij. Sporofitnya memilki sistem pembuluh yang berkembangbiak dengan jaringan xylem dan floem yang berbeda, karena itu secara potensial mampu mencapai ukuran yang jauh lebih besar daripada gametofit Bryophyta.
Pteridophyta mempunyai gametofit bersifat thalus, sporofitnya dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun memiliki batang bercabang-cabang menggarpu, akar mempunyai kaliptra. Pada akar dan batang dijumpai berkas pengangkutan. Pteridophyta dapat tumbuh menjulang ke udara, ada yang berbentuk pohon dan dapat mencapai beberapa meter. Pteridophyta dibedakan menjadi 4 sub divisi yaitu Psillophytinae, Lycopodinae, Equisitinae, dan Filicinae.
Dari hasil Praktik Kerja Lapangan secara mandiri, telah ditemukan 5 spesies dari tumbuhan paku, yaitu :
a. Paku sejati (Nephrolepis exaltata)
b. Paku sejati (Polypodium polycarpon)
c. Paku sejati (Adiantum capillus)
d. Paku sejati (Polystichum filix)
e. Paku sejati (Nephrolepis biserrata)
Dari kelima spesies tersebut terdapat perbedaan dalam clasiss, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Clasis Filicinae
Pada clasis ini spesies yang mewakili adalah Nephrolepis exaltata, Polypodium polycarpon, Polystichum filix, Nephrolepis biserrata. Secara umum memilki cirri-ciri merupaka paku tanah yang epifit, tidak ada batang yang sesungguhnya, akar rimpang bersisik, daun mempunyai hubungan yang beruas atau tidak dengan akar rimpang. Daun tunggal atau majemuk, daun muda menggulung spiral, dan spora berada di bawah daun kadang-kadang tepi daun berurutan. Berhabitat di tempat yang lembab, teduh, tepi sungai, tanah yang agak berair, dan terlidung dari sinar matahari.
b. Clasis Polypodiopsida
Pada clasis ini spesies yang mewakili adalah Adiantum capillus, secara umum memiliki cirri-ciri tangkai daun dan poros-porosnya hitam, coklat, mengkilat. Sporangia terletak tidak tertancap pada helaian daun sesungguhnya tapi pada sisi selaput daun. berhabitat di tempat yang lembab, basash, diatas tanah, dapat juga ditumbuhkan dalam pot.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Algae adalah tumbuhan ganggang yang merupakan tumbuhan thalus, hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang basah atau lembab.
2. Anak divisi ganggang dapat dibedakan menjadi 7 kelas yaitu : kelas Flagelata, Diatomae, Chlorophyceae, Conjugate, Charophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae.
3. Dari hasil penganatan di Krakal Yogyakarta, terdapat berbagai jenis spesies Algae yang dapat ditemukan. Spesies-spesies tersebut adalah :
a) Ganggang hijau (Ulva sp)
b) Ganggang hijau (Halicystis sp)
c) Ganggang merah (Gracilaria sp)
d) Ganggang pirang (Padina sp)
e) Ganggang pirang (Turbinaria sp)
f) Ganggang hijau (Caulerpa sp)
g) Ganggang merah (Corallina sp)
4. Pada clasis Chlorophyceae spesies yang mewakili pada saat Praktik Kerja Lapangan di Krakal Yogyakarta meliputi 3 spesies yaitu Ulva sp, Halicystis sp, dan Caulerpa sp.
5. Pada clasis Rhodophyceae spesies yang mewakili pada saat Praktik Kerja Lapangan di Krakal Yogyakarta meliputi 2 spesies yaitu Gracilaria sp dan Corallina sp
6. Pada clasis Phaeophyceae spesies yang mewakili pada saat Praktik Kerja Lapangan di Krakal Yogyakarta meliputi 2 spesies yaitu Padina sp dan Turbinaria sp.
7. Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tingkat perkembangnya lebih tinggi daripada Thallophyta.

8. Pada clasis Hepaticopsida mewakili 2 spesies yang kita temukan yaitu Riccia sp dan Riccia nutans.
9. Pada clasis Bryopsida meawkili 1 spesies yaitu Andreaea sp.
10. Pteridophyta atau tumbuhan paku adalah tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora, bukan dengan biji.
11. Pteridophyta dibedakan menjadi 4 divisi yaitu Psillophytinae, Lycopodinae, Equisitinae, dan Filicinae.
12. Dari hasil Praktik Kerja Lapangan secara mandiri, telah ditemukan 5 spesies dari tumbuhan paku, yaitu :
a) Paku sejati (Nephrolepis exaltata)
b) Paku sejati (Polypodium polycarpon)
c) Paku sejati (Adiantum capillus)
d) Paku sejati (Polystichum filix)
e) Paku sejati (Nephrolepis biserrata)
13. Pada clasis filicinae spesies yang mewakili adalah Nephrolepis exaltata, Polypodium polycarpon, Polystichum filix, Nephrolepis biserrata.
14. Pada clasis polypodiopsida spesies yang mewakili adalah Adiantum capillus.

B. SARAN
1. Diharapkan peserta PKL lebih disiplin waktu , supaya kegiatan PKL dapat berjalan dengan lancar .
2. Peserta PKL diharapkan dapat menguasai materi-materi terlebih dahulu, supaya mudah dalam mengamati preparat-preparatnya tersebut .
3. Diharapkan PKL tahun berikutnya lebih baik , tertib , dan disiplin waktu agar PKL dapat berjalan dengan lancar .

DAFTAR PUSTAKA

Budiati, Herni. 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Gema Ilmu.
Campbell. 2001. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Harris. 2001. Binding of Metal Ions by Particulate
Quadricauda. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Heywood, Davis. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Medan: Universitas Sumatra Utara Press.
Kimball , John W. 1990. Biologi Edisi 5 Jilid 2. Erlangga : Jakarta
Moertolo, ali. Dkk. 2004. Tumbuhan Paku. Malang: Universitas Negeri Malang.
Prosea. 2003. Cryptogams Ferns and Ferns Allies. Bogor : IPB.
Putra, Sinly Evan. 2006. Tinjauan Kinetika dan Termodinamika Proses
Adsorpsi Ion Logam Pb, Cd, dan Cu oleh Biomassa Alga Nannochloropsis sp. Yang DiImmobilisasi Polietilamina-Glutaraldehid. Laporan Penelitian. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Ramelow.2000. Kandungan Alga Sebagai Penunjang Makalah Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Tjitrosoepomo, G. 2000. Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Tahhophyta, Bryophyta dan Pterydophyta.Yogyakarta: UGM Press.
Setiawan, Andi. 2004. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai Penunjang
Perkembangan Sektor Industri Makalah Ilmiah Ketua Jurusan Kimia. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Soerawidjaja, Tatang H. 2005. Membangun Industri Biodiesel di Indonesia.
Makalah Ilmiah Forum Biodiesel Indonesia. UTB. Bandung
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta : PT. Balai Pustaka.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widayati, Sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.